Ngomong itu memang gampang. Menasihati itu sangat mudah. Cuma modal ngomong dan sedikit kesoktahuan, selesai deh. :)
Tapi, begitu diri ini ditempatkan di posisi sebaliknya, posisi orang yang menemukan halangan dan tantangan, boom!!!! Pusing tujuh keliling. Mulut dan pikiranpun akan langsung mengoceh "ngomong gampang, coba rasain dulu"... atau "emang semudah itu? engga kaleee..."... dan segala macam kekesalan yang sebenarnya lebih karena dampak dari keputusasaan.
Apa sebenarnya yang saya omongin di atas? hehe.. Soal makan. Hmmm... yayaya.. semua ibu-ibu yang punya anak susah makan mungkin akan setuju dengan omongan saya: MINTA AMPUUUN !!! hehehe...
Dulu Fazli juga pernah melewati fase dimana dia susah makan, berat badan engga naik-naik. setress!! Tapi masa itu tiba-tiba lewat, dan jujur aja, engga ingat kapan, dan kenapa. Yang jelas, tiba-tiba Fazli jadi mudah makan, badannya langsung bongsor, (meskipun sayur masih tetep agak susah, tapi relatif bisa dipaksa.. kadang-kadang aja sih.. :) ).
Ditta, justru mudah makan. Semua lewat aja. Kemungkinan karena makannya masih berkuah, dan cuma ditelen aja tanpa dikunyah. Tapi waktu itu: the hell with it! Yang penting tu anak makan, dan habis. Cuma ya itu, badannya kok keciiiiil aja. Perutnya aja yang buncit pertanda abis makan, meskipun beberapa jam kemudian akan langsing lagi. :)
Sekarang, mbaknya Ditta berhenti. Dan mbak barunya bukan lulusan suster, dan mungkin bukan tipe yang bisa ngebujuk anak. Jadi Ditta kalo makan maunya sama saya. Dan dasarnya saya juga bukan tipe penyabar dan pembujuk ulung, makannya jarang abis. Waktu itu dalihnya: Gapapa, yang penting ada yang masuk. Gapapa, ga usah dipaksa. Kalo lapar juga makan.
Lama kelamaan, Ditta makin susah makan. Dia tahan engga makan. Paling banter minum susu kalo mendekati jam makan, tapi disuruh makan engga mau. Hadeeuuuuuhh..... lama-lama kok pusing ya?? Engga mungkin mengandalkan susu kan? Gizinya ga bakal lengkap. Belum lagi komentar opanya yang bikin hati ini teriris," Ditta kayaknya makin kurus?" Maksudnya???? Rasanya seperti dituding ibu yang ga bisa ngurus anak. Padahal..... engga tau juga deh.. hihihi...
Anyway, puncaknya adalah sewaktu Ditta sembelit di Bandung dalam rangka liburan. Sampe nangis-nangis karena ga bisa ngeluarin pupnya, sampe saya bantu 'korek-korek', sampe akhirnya memutuskan untuk beli microlax. Berhubung di Bandung, agak ga ngerti jalan, akhirnya agak lama belinya. Ditta ta' suruh "istirahat" dulu dari kegiatan nongkrong di kamar mandinya, meskipun tadinya nolak karena mungkin masih mules. Eh, begitu microlax datang, kayaknya mulesnya malah pergi. Ga jadi deh.. :)
Terus, minggu depannya, Ditta masuk angin sampe muntah-muntah. Mungkin kurang makan, mungkin telat makan, engga tau. Yang jelas, sejak itu jadi agak streng ke Ditta soal makan. Mulai maksa, mulai marah, dan Ditta tetep engga tergerak untuk rajin makan. :'(
Haaaaah... sekarang engga bisa lagi ngomong, "Ga usah dipaksa". Takuuuut.. takut masuk angin lagi, takut tambah kurus, takut sakit, takut sembelit, segala macam ketakutan deh.
Yayaya... udah coba vitamin penambah nafsu makan, tapi sepertinya ga banyak pengaruh. Meskipun begitu tetep kok dikasih. Obat tradisional dari "Si Aki" pun tetep dikasih. Madu atau sari kurma juga tetep, meskipun ga rutin lagi.
Yayaya, segala jenis makanan udah dicoba bikinin. Tetep paling kedoyanannya ya telur dadar. Simpel, dan pamungkas, pamungkasnya Ditta, dan pamungkasnya saya juga. hehehe... Dari mulai segala macam sup, sayur, udah dicoba. Tapi ya itu, balik lagi ke dadar dan dadar. :)
I don't wish her to eat like her brother, and be big like her brother (I'd rather see her slim like now, but with more appetite :D ). I just wish she'd eat way better than she is now...
Senin, 08 November 2010
Senin, 11 Oktober 2010
Sakit Mata
Hadeuuuuhhh... hari ini panas banget yaaa.... sampe pusing kepalanya euy...
Mana sejak hari Sabtu ini mata merah terus kayak orang abis nangis bombay semaleman. Kan ga enak kalo sampe ada yang nyangkain gw nangis semaleman. :p
Hari minggu kemaren dengan mata agak merah teteup nekat jalan ke PIM, dengan berbekal obat tetes mata. Hari ini memutuskan untuk ke dokter mata di Tria Dipa. Kesimpulannya: dokternya juga ga pasti penyebab mata merah ini. Yang jelas bukan sakit mata yang menular itu, karena peradangannya tidak cukup parah untuk dikatakan sakit mata menular. Kemungkinan besar hanya iritasi atau mata kering. Akhirnya cuma dikasih tetes mata Protagenta yang mengandung vitamin A, 4 kali sehari. Alhamdulillah deh.Semoga sakit mata ini ga berlanjut.
Next tindakan adalah mengobati radang tenggorokan. Udah mulai sakit banget lehernya kalo nelen. Masih males ke dokter, pasti dikasih berbagai macam obat, plus antibiotik. Pernah disaranin minum Propolis, tapi rasanya ga enak. Gw ga tahan harus minum cairan yang rasanya ga enak sampe bikin pengen muntah. Mending minum yang berbentuk tablet atau kapsul atau kaplet, rasanya ga tinggal di mulut. For now, I'll just stick to obat warung, vitamin, dan jus kurma.
Next tindakan yang sudah lama ke-postpone adalah dokter gigi. Sudah saatnya mencabut gigi geraham bungsu ini. :(
Mana sejak hari Sabtu ini mata merah terus kayak orang abis nangis bombay semaleman. Kan ga enak kalo sampe ada yang nyangkain gw nangis semaleman. :p
Hari minggu kemaren dengan mata agak merah teteup nekat jalan ke PIM, dengan berbekal obat tetes mata. Hari ini memutuskan untuk ke dokter mata di Tria Dipa. Kesimpulannya: dokternya juga ga pasti penyebab mata merah ini. Yang jelas bukan sakit mata yang menular itu, karena peradangannya tidak cukup parah untuk dikatakan sakit mata menular. Kemungkinan besar hanya iritasi atau mata kering. Akhirnya cuma dikasih tetes mata Protagenta yang mengandung vitamin A, 4 kali sehari. Alhamdulillah deh.Semoga sakit mata ini ga berlanjut.
Next tindakan adalah mengobati radang tenggorokan. Udah mulai sakit banget lehernya kalo nelen. Masih males ke dokter, pasti dikasih berbagai macam obat, plus antibiotik. Pernah disaranin minum Propolis, tapi rasanya ga enak. Gw ga tahan harus minum cairan yang rasanya ga enak sampe bikin pengen muntah. Mending minum yang berbentuk tablet atau kapsul atau kaplet, rasanya ga tinggal di mulut. For now, I'll just stick to obat warung, vitamin, dan jus kurma.
Next tindakan yang sudah lama ke-postpone adalah dokter gigi. Sudah saatnya mencabut gigi geraham bungsu ini. :(
Jumat, 08 Oktober 2010
Anak Cerdas
Beberapa hari yang lalu Fazli dapat goodiebag dari temannya yang ulang tahun, Ailafutree Negriku alias Giku. Goodiebag-nya unik sekali. Sebuah e-book dalam bentuk CD yang dibawahnya tercantum copyright by ailafutree dan orang tuanya!
Hmmm... penasaran saya buka e-booknya. Rupanya isinya cerita tentang seorang anak laki-laki yang punya binatang peliharaan bunglon. Kalau saya perhatikan ya, sepertinya ilustrasinya buatan Giku. Entah seluruh ilustrasi atau hanya mewarnai ilustrasinya saja, saya ngga tau. Bagaimana dengan isi ceritanya? Kalau dari keterangan di akhir e-book, kemungkinan besar cerita itu dari orang tua Giku, yang katanya terinspirasi oleh pengalaman teman kuliah dulu.
Anyway, terus terang penasaran sih, seperti apa aja sih karya Giku? Atau lebih luas lagi, seperti apa sih bakat dan karya seorang anak TK B? C'mon, sebagai orang tua pasti pernah wondering dimana 'posisi' anak kita di tengah-tengah lingkungan sekolahnya. Melihat goodiebag itu, jadi wondering sejauh apa kegiatan belajar mengajar orangtua-anak di rumah teman-teman Fazli. Terus, bagaimana dengan anak-anak saya di rumah? Sudah cukupkah? Kurangkah?
Seharusnya tidak ada pakem ya, karena tiap anak berbeda-beda perkembangannya, dan berbeda pula bakat dan ketrampilannya. Belum lagi beda kebiasaan. Tapi mau ngga mau sebagai orang tua melakukan pembandingan itu seperti tidak terelakkan, meskipun sebenarnya engga mau. Ngga ada orang tua yang mau anaknya ketinggalan. Ngga ada orang tua yang mau anaknya ngga cerdas.
Saya termasuk orang tua kategori santai. Tidak terlalu memaksakan anak harus bisa begini dan begitu. Tapi sepertinya jauh di dalam hati tetap ada kecemasan. Mendengar ada teman yang anaknya suka baca dari sejak kecil, jadi wondering: anak2ku kok ngga ada yang suka buku ya? Padahal ibunya kutu buku. Ataukah mungkin sebagai ibu saya tidak terlalu mengenalkan buku sedari kecil? Mendengar ada teman yang anaknya sudah hafal alfatihah dan ayat kursi, jadi berpikir, kok hebat sekali ya? Tapi itu karena sedari bayi setiap malam ibunya selalu melafalkan doa-doa itu sebelum tidur. Ah, kenapa saya tidak begitu ya? Padahal saya adalah salah satu contoh yang bisa dibilang tanpa sadar sudah hafal segala macam doa zikir (meskipun engga tau artinya) dari kecil karena dulu setiap Papa selesai sholat selalu membaca serangkaian doa zikir itu. Seharusnya anak-anak saya juga bisa begitu!
Ada penyesalan-penyesalan yang muncul, tapi saya tekan. Dan sepertinya keluar dalam bentuk 'kekecewaan' apabila anak-anak malas atau tidak bisa bikin PR. :(
Well, despite all that, saya tetap yakin setiap anak itu cerdas. Saya juga yakin anak-anak saya cerdas. Mungkin tidak terlalu suka buku (well, untuk saat ini ya, kali aja nanti bisa saya 'racunin' hingga sadar betapa menyenangkan yang namanya buku itu. :p ), mungkin belum selancar temannya dalam baca doa (ini masih bisa berubah! semangat!), mungkin motorik halusnya belum sesempurna temannya (apalagi teman cewe ya, yang kelihatannya lebih telaten. :) ). Tapi setiap hari saya menemukan perkembangan-perkembangan pada diri anak-anak saya yang tetap membuat saya takjub.
Tapi saya sadar, saya juga harus berubah. Harus lebih aware sama dunia anak, harus lebih berusaha lagi. Usaha mengenalkan lebih banyak buku kepada anak-anak. Usaha membacakan doa-doa dan memastikan anak-anak mendengarkan.
dan yang paling penting......
Usaha untuk lebih bersabar menghadapi anak-anak. Boy is it hard? :p
Hmmm... penasaran saya buka e-booknya. Rupanya isinya cerita tentang seorang anak laki-laki yang punya binatang peliharaan bunglon. Kalau saya perhatikan ya, sepertinya ilustrasinya buatan Giku. Entah seluruh ilustrasi atau hanya mewarnai ilustrasinya saja, saya ngga tau. Bagaimana dengan isi ceritanya? Kalau dari keterangan di akhir e-book, kemungkinan besar cerita itu dari orang tua Giku, yang katanya terinspirasi oleh pengalaman teman kuliah dulu.
Anyway, terus terang penasaran sih, seperti apa aja sih karya Giku? Atau lebih luas lagi, seperti apa sih bakat dan karya seorang anak TK B? C'mon, sebagai orang tua pasti pernah wondering dimana 'posisi' anak kita di tengah-tengah lingkungan sekolahnya. Melihat goodiebag itu, jadi wondering sejauh apa kegiatan belajar mengajar orangtua-anak di rumah teman-teman Fazli. Terus, bagaimana dengan anak-anak saya di rumah? Sudah cukupkah? Kurangkah?
Seharusnya tidak ada pakem ya, karena tiap anak berbeda-beda perkembangannya, dan berbeda pula bakat dan ketrampilannya. Belum lagi beda kebiasaan. Tapi mau ngga mau sebagai orang tua melakukan pembandingan itu seperti tidak terelakkan, meskipun sebenarnya engga mau. Ngga ada orang tua yang mau anaknya ketinggalan. Ngga ada orang tua yang mau anaknya ngga cerdas.
Saya termasuk orang tua kategori santai. Tidak terlalu memaksakan anak harus bisa begini dan begitu. Tapi sepertinya jauh di dalam hati tetap ada kecemasan. Mendengar ada teman yang anaknya suka baca dari sejak kecil, jadi wondering: anak2ku kok ngga ada yang suka buku ya? Padahal ibunya kutu buku. Ataukah mungkin sebagai ibu saya tidak terlalu mengenalkan buku sedari kecil? Mendengar ada teman yang anaknya sudah hafal alfatihah dan ayat kursi, jadi berpikir, kok hebat sekali ya? Tapi itu karena sedari bayi setiap malam ibunya selalu melafalkan doa-doa itu sebelum tidur. Ah, kenapa saya tidak begitu ya? Padahal saya adalah salah satu contoh yang bisa dibilang tanpa sadar sudah hafal segala macam doa zikir (meskipun engga tau artinya) dari kecil karena dulu setiap Papa selesai sholat selalu membaca serangkaian doa zikir itu. Seharusnya anak-anak saya juga bisa begitu!
Ada penyesalan-penyesalan yang muncul, tapi saya tekan. Dan sepertinya keluar dalam bentuk 'kekecewaan' apabila anak-anak malas atau tidak bisa bikin PR. :(
Well, despite all that, saya tetap yakin setiap anak itu cerdas. Saya juga yakin anak-anak saya cerdas. Mungkin tidak terlalu suka buku (well, untuk saat ini ya, kali aja nanti bisa saya 'racunin' hingga sadar betapa menyenangkan yang namanya buku itu. :p ), mungkin belum selancar temannya dalam baca doa (ini masih bisa berubah! semangat!), mungkin motorik halusnya belum sesempurna temannya (apalagi teman cewe ya, yang kelihatannya lebih telaten. :) ). Tapi setiap hari saya menemukan perkembangan-perkembangan pada diri anak-anak saya yang tetap membuat saya takjub.
Tapi saya sadar, saya juga harus berubah. Harus lebih aware sama dunia anak, harus lebih berusaha lagi. Usaha mengenalkan lebih banyak buku kepada anak-anak. Usaha membacakan doa-doa dan memastikan anak-anak mendengarkan.
dan yang paling penting......
Usaha untuk lebih bersabar menghadapi anak-anak. Boy is it hard? :p
Kamis, 07 Oktober 2010
Sebaik-baik Pasangan
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang menerima kita apa adanya, kurang lebihnya, baik buruknya, hanya dengan niat mengubah yang buruk menjadi baik, yang baik menjadi lebih baik, dan dipelihara untuk tetap baik.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mensupport kita di kala sedang 'down', tetap menjaga semangat kita tetap tinggi, white lie apabila perlu, tidak terus menerus menyalahkan kesalahan dan kekhilafan dan kekurangan kita, tidak melulu menyalahkan orang lain.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang tetap low profile di kala kita sedang di 'atas'.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mencintai keluarga kita, sebesar ia mencintai keluarganya sendiri, tidak menjauhkan kita dari keluarga kita, atau menjauhkan kita dari keluarganya, selalu berusaha mendekatkan kita kepada keluarganya, dan semakin mendekatkan kita kepada keluarga kita sendiri.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mendengarkan kita dengan sepenuh hati, dan memahami kita dengan sepenuh hati.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang selalu menaruh kepercayaan pada kita, dan tidak mencurigai tanpa alasan.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mencintai anak-anak, dan rela berkorban demi anak-anak.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang selalu berusaha menjaga nama baik dan kehormatan kita dan keluarga.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang menghargai 'orang kecil'
dan.....
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mencintai dan menyayangi kita dengan sepenuh hati dan tanpa syarat.
Amin...
*************************************************
Udah semua belum ya? Ada gak ya yang kayak gini? Is it too good to be true? I don't think so. Pasti ada. Mungkin tidak sesempurna tulisan di atas. Misalnya pasangan mendengarkan dengan sepenuh hati: OK. mungkin tidak selalu, tapi pasti ada saat-saat dia bener-bener mendengarkan. Atau saat kita 'down', mungkin ga sengaja 'kepleset' nyalahin kita, atau nyalahin orang lain, tapi tidak selalu begitu. After all, nobody's perfect, tapi kita bisa menjadikannya perfect dengan ukuran kita sendiri. Boleh kan? :)
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mensupport kita di kala sedang 'down', tetap menjaga semangat kita tetap tinggi, white lie apabila perlu, tidak terus menerus menyalahkan kesalahan dan kekhilafan dan kekurangan kita, tidak melulu menyalahkan orang lain.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang tetap low profile di kala kita sedang di 'atas'.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mencintai keluarga kita, sebesar ia mencintai keluarganya sendiri, tidak menjauhkan kita dari keluarga kita, atau menjauhkan kita dari keluarganya, selalu berusaha mendekatkan kita kepada keluarganya, dan semakin mendekatkan kita kepada keluarga kita sendiri.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mendengarkan kita dengan sepenuh hati, dan memahami kita dengan sepenuh hati.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang selalu menaruh kepercayaan pada kita, dan tidak mencurigai tanpa alasan.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mencintai anak-anak, dan rela berkorban demi anak-anak.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang selalu berusaha menjaga nama baik dan kehormatan kita dan keluarga.
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang menghargai 'orang kecil'
dan.....
Sebaik-baik Pasangan adalah pasangan yang mencintai dan menyayangi kita dengan sepenuh hati dan tanpa syarat.
Amin...
*************************************************
Udah semua belum ya? Ada gak ya yang kayak gini? Is it too good to be true? I don't think so. Pasti ada. Mungkin tidak sesempurna tulisan di atas. Misalnya pasangan mendengarkan dengan sepenuh hati: OK. mungkin tidak selalu, tapi pasti ada saat-saat dia bener-bener mendengarkan. Atau saat kita 'down', mungkin ga sengaja 'kepleset' nyalahin kita, atau nyalahin orang lain, tapi tidak selalu begitu. After all, nobody's perfect, tapi kita bisa menjadikannya perfect dengan ukuran kita sendiri. Boleh kan? :)
Preambul
Dulu udah pernah bikin blog, tapi berhubung waktu itu akses internet belum seperti sekarang, jadi jarang ngisi. Lama-lama pas coba log in lagi, loh, kok dah berubah yah isinya? hmm.. sepertinya alamatnya udah 'dikasih' ke orang lain.
Sekarang pengen nyoba ngeblogging lagi setelah liat blognya mbak nova . Atau mungkin udah bosen sama facebook dan gamesnya? hehe.. anyway.. let's see if i can be a good writer, shall we? Yang jelas, gw perkirakan blog ini isinya pasti gado-gado, segala ada lah pokoknya. :D
Enjoy.... :)
Sekarang pengen nyoba ngeblogging lagi setelah liat blognya mbak nova . Atau mungkin udah bosen sama facebook dan gamesnya? hehe.. anyway.. let's see if i can be a good writer, shall we? Yang jelas, gw perkirakan blog ini isinya pasti gado-gado, segala ada lah pokoknya. :D
Enjoy.... :)
Langganan:
Postingan (Atom)